Lima Gereja Tampil Terbaik di Festival Gending Gerejawi di GKJ Nehemia Lebak Bulus

Untuk melestarikan (nguri nguri) seni karawitan dan budaya Jawa di setiap generasi, serta memanfaatkan gending dalam peribadatan dan memupuk persaudaraan umat antar gereja, GKJ Nehemia, Lebak Bulus, Jakarta, menyelenggarakan festival ke VIII Festival Gending Gerejawi di lingkungan Gereja Jawa Kristen Jawa di sekitar Jakarta. Festival gending Jawa telah berlangsung pada Sabtu (6/7/2022), di GKJ Nehemia Lebak Bulus, Jakarta. Dari penilaian tiga anggota Dewan Pengamat Festival Gending Gerejawi saat hadir dalam acara, lima peserta festival dinyatakan sebagai penampil terbaik.

Kelima peserta itu adalah GKJ Pondok Gede (Group Karawitan Pamudji Gongso), GKJ Kanaan (Group Karawitan Krido Mudo), GKJ Tangerang (Group Karawitan Sekar Gending Kinanti), GKJ Bandung (Group Karawitan Mugi Rahayu), dan GKJ Nehemia (Group Karawitan Widyo Laras). Penilaian dilakukan oleh Dewan Pengamat, yaitu Pdt.Dr.Yusak Tridarmanto, M.Th dari Universitas Kristen Duta Wacana, Yogyakarta; Sigit Astono, S.Kar.,M.Hum dari Institute Seni Indonesia (ISI) Surakarta, dan Lumbini Tri Hasto,S.Kar dari ISI Surakarta. Menurut Ketua Panitia Festival GKJ Nehemia Elyasib, festival kali ini formatnya bukan sebuah lomba. Karena itu, di akhir penilaian, akan dipilih 5 penampil terbaik dari 13 peserta.

“Jadi, kalau dibilang juara, 5 penampil terbaik itulah ‘juara bersama’. Tidak ada juga urutan 1 sampai 5,” ujarnya. Sebanyak 13 peserta karawitan berasal dari 10 gereja yang berpartisipasi. Ke 10 gereja itu berasal dari Klasis GKJ Jakarta Bagian Barat, Klasis GKJ Bagian Timur, dan satu dari GKJ Bandung, Jawa Barat. "Dengan tema Padha Saosa Puji Maring Allah Ana Ing Pedalemane, festival ini diselenggarakan seperti sebuah ibadah dijalankan di gereja gereja Jawa. Karena gending gending yang dibawakan setiap peserta dalam karawitan, nantinya akan digunakan juga dalam setiap peribatan gereja Jawa masing masing gereja, " tutur Elyasib.

Festival Gending Gerejawi ini, untuk pertama kalinya diadakan sejak 2006. Acara ini sebenarnya dirancang akan digelar dua tahun sekali. Namun, akibat pandemi Covid 19 yang marak awal 2020, acara itu ditangguhkan. Acara festival terakhir digelar pada 2019, penyelenggaranya GKJ Bekasi. Peserta karawitan bukan hanya terdiri dari kelompok dewasa dan laki laki saja tetapi juga remaja dan kaum perempuan ikut berpatisipasi. "Inilah nguri nguri (pelestarian) nya,"tambah Elyasib.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *